PEMANFAATAN CLOUD COMPUTING DALAM
GOOGLE MAPS UNTUK PEMETAAN INFORMASI
ALIH FUNGSI LAHAN DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
Analisa Umum Jurnal
Penlitian dengan judul "Developing Web_based
Tourist information Tools Using Google Map” membahas tentang penggunaan Google
Map API untuk pengembangan aplikasi tujuan yang akan dilakukan oleh turis atau
travel agent. Aplikasi ini menyediakan tour guide, perjalanan secara online,
dan rencana perjalanan yang akan dilakukan oleh seorang Turis. Dalam Penelitian
ini pemandu wisata menggunakan handphone dengan layanan GPS untuk berkomunikasi
dengan Google Map dan secara real-time menyampaikan lokasi yang akan dituju
oleh turis.
Cloud Computing
Saat ini cloud computing identik dengan internet.
Namun bila dilihat dari konsepnya, cloud juga ada pada jaringan yang lebih
kecil, seperti LAN atau MAN. Definisikan Cloud Computing atau komputasi awan
menurut Hartig [1]: Cloud computing can
be defined as simply the sharing and use of applications and resources of a
network environment to get work done without concern about ownership and
management of the network’s resources and applications. With cloud computing,
computer resources for getting work done and their data are no longer stored on
one’s personal computer, but are hosted elsewhere to be made accessible in any
location and at any time. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penerapan
teknologi ini, antara lain: 1) Ini adalah sebuah model layanan berbasis
Internet untuk menampung sumberdaya sebuah perusahaan. Artinya sebuah
perusahaan tak perlu lagi memiliki atau mendirikan infrastruktur lantaran sudah
ada perusahaan lain yang menyediakan “penampung” di cloud alias Internet. 2)
Sebuah perusahaan tak perlu lagi mengalokasikan anggaran untuk pembelian dan
perawatan infrastruktur dan software. 3) Perusahaan pun tak perlu memiliki
pengetahuan serta merekrut tenaga pakar dan tenaga pengontrol infrastruktur di
“cloud” yang mendukung mereka.
Karakteristik Cloud computing
NIST mengidentifikasi lima karakteristik penting
dari cloud computing [3] sebagai berikut:
1.
On-demand
self-service. Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi
manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan, sebuah portal web
dan manajemen interface.
2.
Broad network
access. Kemampuan yang tersedia melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme
standar, yang mengenalkan penggunaan berbagai platform (misalnya, telepon
selular, laptop, dan PDA).
3.
Resource
pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani
beberapa konsumen menggunakan model multi-penyewa, dengan sumberdaya fisik dan
virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan
permintaan konsumen.
4.
Rapid
elasticity. Kemampuan dapat dengan cepat dan elastis ditetapkan.
5.
Measured
Service. Sistem cloud computing secara otomatis mengawasi dan
mengopti-malkan penggunaan sumberdaya dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran
(measuring) pada beberapa tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya penyimpanan,
pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif).
Layanan Cloud Computing
1. Cloud Software as a Service (SaaS). Kemampuan yang
diberikan kepada konsumen untuk menggunakan aplikasi penyedia dapat beroperasi
pada infra-struktur awan.
2. . Cloud Platform as a Service (PaaS). Kemampuan yang
diberikan kepada konsumen untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat konsumen atau
diperoleh ke infrastruktur cloud computing menggunakan bahasa pemrograman dan
peralatan yang didukung oleh provider.
3. Cloud Infrastructure as a Service (IaaS). Kemampuan
yang diberikan kepada konsumen untuk memproses, menyimpan, koneksi jaringan,
dan komputasi sumberdaya penting lainnya, dimana konsumen dapat menyebarkan dan
menjalankan perangkat lunak secara bebas, dapat mencakup sistem operasi dan
aplikasi.
Kesimpulan Analisa
Informasi pertanian merupakan hal penting dalam
pengembangan sektor pertanian. Dalam proses penyebaran informasi pertanian
yaitu dalam studi kasus alih lahan wilayah minahasa tenggara, dibangun suatu
model cloud computing pada google map API yang diimplementasi dalam peta
digital alih lahan tanaman pangan yang diharapkan tepat waktu dan relevan
memberikan informasi yang bermanfaat kepada petani dan pemerintah Kabupaten
Minahasa tenggara serta dapat juga dikembangkan dalam suatu WebGis sebagai
sarana informasi yag dapat bermanfaat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
proses produksi dan diharapkan mampu meningkatkan tingkat produksi tanaman
pangan.
Komputasi Grid Berbasiskan Grid Resources for Industrial Application untuk Pertukaran Data
Analisa
Umum Jurnal
Komputasi Grid adalah suatu model komputasi yang mendistribusikan proses melewati batas infrastruktur yang terpisah secara administratif dan geografis. Komputasi gris menghubungkan banyak sumber daya komputasi yang heterogen, sehingga membentuk sebuah arsitektur komputer virtual yang memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang idle atau tidak sedang digunakan. GRIA (Grid Resources for Industrial Applications) dibuat untuk menjadikan komputasi grid dapat digunakan baik dalam dunia industri maupun bisnis. Middleware GRIA ini dibuat berdasarkan layanan web (web services), dan dirancang khusus memenuhi kebutuhan kegiatan perindustrian dalam hal keamanan serta operasi dan pengadaan layanan business-to-business (B2B). Penelitian ini mengungkap kinerja GRIA dengan melakukan uji coba terhadap layanan data dan layanan job. Dari uji coba diperoleh nilai rata-rata dari waktu , ukuran berkas dan bandwidth .
Komputasi Grid
Sebuah komputasi grid adalah infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat diandalkan, konsisten, menyeluruh, dan akses yang murah untuk kemampuan komputasi high-end. Sebagai teknologi yang belum matang, khususnya dalam implementasi grid di dunia nyata, maka jenis grid dapat digambarkan sebagai berikut [4-5]:
1. Grid Komputasi (computational grid) Sebuah komputasi grid merupakan grid yang memiliki kekuatan pemrosesan sebagai sumber komputasi utama yang di-share antar node-nodenya.
2. Grid Data (data grid) Grid data memiliki kapasitas penyimpanan data sebagai sumber utama yang di-share.
3. Grid Jaringan (network grid) Grid jaringan juga dikenal dengan nama (delivery grid) grid pengiriman.
Prinsip Kerja
Grid Computing
Grid Resources for Industrial Applications (GRIA) adalah infrastruktur yang berorientasi layanan (service-oriented) dan dirancang untuk mendukung kolaborasi B2B (Business-toBusiness) melalui penyediaan layanan dengan cara yang aman, interoperabilitas dan fleksibel.
Grid Resources for Industrial Applications (GRIA) adalah infrastruktur yang berorientasi layanan (service-oriented) dan dirancang untuk mendukung kolaborasi B2B (Business-toBusiness) melalui penyediaan layanan dengan cara yang aman, interoperabilitas dan fleksibel.
Dalam sistem GRIA terdapat dua sisi utama yang tersedia yaitu sisi Penyedia Layanan (Service Provider) dan sisi Organisasi klien (Client Organisation).
Metode Grid
Data yang digunakan dalam pengujian adalah 30 data uji yang terdiri dari 3 kelompok jenis berkas yang mewakili berkas teks, gambar dan audiovideo. Tiga kelompok ini masing-masing terdiri dari 10 berkas teks berekstensi pdf, 10 berkas gambar berekstensi jpg dan 10 berkas audiovideo berekstensi flv. Gambar 2 menunjukkan diagram alir dari pengujian terhadap layanan data. Data masukan yang digunakan adalah ke-30 data uji yang diunggah (upload) oleh klien ke tempat penyimpanan data grid atau provider. Data uji.
ini bervariasi dari segi kapasitas maupun jenis ekstensinya. Dari segi jenis ekstensi, data masukannya berupa berkas dengan ekstensi jpg (kompresi gambar), flv (video) dan pdf (teks).
Kesimpulan analisa
untuk mendapatkan informasi performa kecepatan unggah dan unduh suatu berkas berdasarkan kemampuan bandwidth yang ada. Dengan diketahuinya nilai-nilai ini, maka GRIA dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada kebutuhan komputasi grid disamping Globus yang telah terlebih dahulu digunakan.
1. -
PEMBUATAN PROTOTYPE VIRTUAL SERVER
MENGGUNAKAN PROXMOX VE UNTUK OPTIMALISASI RESOURCE HARDWARE DI NOC FKIP UNSPEMBUATAN PROTOTYPE
VIRTUAL SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX VE UNTUK OPTIMALISASI RESOURCE HARDWARE DI NOC FKIP UNS
Analisa Umum Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk
merancang prototype virtualisasi server di lingkungan FKIP UNS untuk membangun
infrastruktur server yang efisien, flexybel, serta mengoptimalkan penggunaan
resource agar dapat disesuaikan dengan beban kerja sehingga resource hardware
menjadi optimal. Sejumlah mesin server di Network Operator Center (NOC) FKIP UNS
memiliki spesifikasi prosesor dan memori yang tidak sama sehingga perlu
dilakukan optimalisasi tiap-tiap mesin supaya bekerja optimal.
Dasar
Teori
Konsep virtualisasi
sesungguhnya bukan konsep yang baru.
Mainframe IBM sudah menggunakan sistem operasi VM yang sudah menerapkan
teknologi virtualisasi selama beberapa dekade. Saat ini sistem operasi VM
memungkinkan untuk menjalankan beberapa sistem Linux pada sebuah mesin mainframe. Dengan kata lain, sejumlah mesin Linux dapat
dikonsolidasikan pada sebuah mainframe menggunakan sistem operasi VM. Sistem
komputer modern tersusun atas beberapa layer, yaitu layer hardware, layer
operating system, dan layer program aplikasi.
Software virtualisasi melakukan
abstraksi dari mesin virtual dengan cara
menambahkan layer baru di antara 3 layer di atas. Posisi dari layer baru
tersebut menentukan level dari virtualisasi. Secara umum terdapat 3 level
virtualisasi, yaitu[1]:
1.
Level hardware:
pada tahun 1970-an mainframe IBM menjadi pionir dalam virtualisasi secara
hardware. Mainframe tersebut menjalankan sistem
operasi VM yang berfungsi untuk menyediakan servis virtualisasi,
sehingga mainframe tersebut dapat dipartisi
dimana masing-masing partisi dapat
menjalankan sistem operasi dan aplikasi sendiri.
2.
Level sistem
operasi: layer virtualisasi diletakkan di atas layer sistem operasi. Program
aplikasi dijalankan di atas sistem
operasi pada mesin virtual.
Akses ke hardware dari mesin
virtual harus melalui sistem operasi dari mesin fisik, sehingga tidak
seefisien pada arsitektur hypervisor.
Arsitektur virtualisasi pada level sistem operasi disebut juga sebagai arsitektur hosted.
3.
Level bahasa
tingkat tinggi: layer virtualisasi berada di atas layer program aplikasi,
berfungsi untuk melakukan abstraksi
mesin virtual yang dapat
menjalankan program yang ditulis dan dikompilasi sesuai dengan definisi abstrak mesin virtual yang akan menjalankan program tersebut.
Proxmox
Proxmox
merupakan software open source Virtualization Platform untuk menjalankan
Virtual Appliance dan Virtual Machine. Proxmox VE adalah distro khusus yang
didedikasikan secara khusus sebagai mesin host virtualisasi sistem dan memuat 2
teknologi virtualisasi, yaitu KVM dan OpenVZ
Proxmox VE menggunakan Container
Virtualization dan Full Virtualization:
·
Container
Virtualization ( OpenVZ) merupakan teknologi yang disarankan untuk menjalankan
server linux. OpenVZ membuat beberapa container yangsecure
dan
terisolasi ( disebut juga CT,VE atau VPS).
·
Full
Virtualization (KVM) merupakan singkatan dari (Kernel-based Virtual Machine)
adalah solusi virtulaisasi penuh untuk hardware berbasis x86 yang memiliki
ekstensi virtualisasi ( Intel VT datau AMDV CPU).
Kesimpulan
Analisa
1.
Prototype
virtualisasi server di NOC FKIP UNS menunjukkan adanya optimalisasi pada
penggunaan sumber daya prosesor dan memori yang telah disesuaikan dengan beban
kerja sehingga optimalisasi resources hardware dapat tercapai.
2.
Opitimalisasi
juga terdapat pada prosesor dan memori yang utilitasnya meningkat pada
perbandingan server non virtual dan server virtual.
3.
Penerapan
virtualisasi server akan mempermudah proses maintenance dan recovery karena
hanya berfokus pada satu hardware server saja.
Daftar Pustaka
Jurnal 1
[1] Hartig, K (2008) What is Cloud Computing?, Cloud
Computing Journal available at: http://cloudcomputing. syscon.com/node/579826
[2] Mark-Shane E. Scale (2009) Cloud Computing and
Collaboration. Library Hi Tech News, Vol. 26 Iss: 9, pp.10 - 13).
[3] Mell,
P and Grance
T (2009) NIST
Definition of Cloud Computing
v15.
[4] Mell, P and Grance T (2009) Presentation on
Effectively and Securely Using the Cloud Computing Paradigm v26. Available at :
http://csrc.nist.gov/groups/SNS/cloud- computing/cloud-computing-v26.ppt
[5] Bing Pana; John C. Crottsa; Brian Mullerb.
(2007). "Developing Web-Based Tourist Information Tools Using Google
Map". Department of Hospitality and Tourism Management College of
Charleston, USA, 2007
[6] Akhmad Syaikhu. (2010). "Komputasi Awan
(CLOUD COMPUTING) Perpustakaan Pertanian". Jurnal Pustakawan Indonesia
Volume 10 No. 1.2010
[7] Akhmad Syaikhu. (2010). "Komputasi Awan
(CLOUD COMPUTING) Perpustakaan Pertanian". Jurnal Pustakawan Indonesia
Volume 10 No. 1.2010
[8] Pinardi, Eko Setia. (2011). "Menuju
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Cloud Computing". STEI ITB Puslitbang Tanaman Pangan–Badan
Litbang Pertanian. 2011 [9] Wei-Tek Tsai; Xin Sun; Janaka Balasooriya. (2010)
"Service-Oriented Cloud Computing Architecture", Department of Computer
Science Arizona State University (USA), Department of Computer Science and
Technology, Tsinghua University, Beijing (China)
[10] Yao-Jan Wu; Yinhai Wang; and Dalin Qian. (2007)
"A Google-Map-Based Arterial Traffic Information System". Proceedings
of the 2007 IEEE Intelligent Transportation Systems Conference Seattle, WA,
USA, 2007.
[11] BPS Minahasa Selatan, 2012. Minahasa Tenggara
Dalam Angka, 2012.
[12] Spinola, M (2009) An Essential Guide to
Possibilities and Risks of Cloud Computing: a Pragmatic Effective and Hype Free
Approach for Strategic Enterprise Decision Making.
[13] Velte, Anthony T.; Toby J. Velte, Ph.D.; Robert
Elsenpeter. (2010). “Cloud Computing: A Practical Approach”. McGraw-Hill: New
York. 20 Elsenpeter. (2010).
Jurnal 2
[2] I. Foster, ,”What is the Grid? A Three Point Checklist”, 2002.
[3] I. Foster, C. Kesselman, The Grid 2, Blueprint for a New Computing Infrastructure, Morgan Kaufmann, San Fransisco , 2004, p. 46.
[4] L.Ferreira, F. Lucchese, T.Yasuda, Y. L.Chin, C.A.Queiroz, , E.Minetto , A.Mungioli ,”Grid Computing Products and Services”, 1st edition, IBM Corporation, New York, 2005.
[5] L.Ferreira, F. Lucchese, T.Yasuda, Y. L.Chin, C.A.Queiroz, , E.Minetto , A.Mungioli, ” Grid Computing in Research and Education”, 1st edition, IBM Corporation, New York, 2005.
[6] I.Foster, , C.Kesselmen , dan S.Tuecke, ,” The Anatomy of the Grid: Enabling Scalable Virtual Organizations”, International Journal Supercomputer Applications, 15(3), 2001, pp. 200-222.
[7] I.Foster, , C.Kesselmen, J.Nick, , S.Tuecke ,”The Physiology of the Grid: An Open Grid Services Architecture for Distributed Systems Integration”, In Open Grid Service Infrastructure WG, Global Grid Forum, 2002.
[8] The Globus Alliance. Tersedia di : http://www.globus.org
[9] The GRIA Project. Tersedia di : http://www.gria.org
[10] WS-I Basic Profile 2.0 reference. Tersedia di : http://wsi.org/Profiles/BasicProfile-2.0-2010-11-09.html
[11] WS-I Basic Security Profile 1.0 reference. Tersedia di : http://www.ws-i.org/Profiles/BasicSecurityProfile-1.0-Errata.html
[12] M.Surridge, S.Taylor, D. D. Roure dan E.Zaluska, ,”Experiences with GRIA – Industrial applications on a Web Services Grid”, Proceedings of the First International Conference on e-Science and Grid Computing (e-Science ’05), Southampton, 2005.
[13] The DataGrid project.Tersedia di : http://www.eu-datagrid.org
[14] The Condor project. Tersedia di : http://www.cs.wisc.edu/condor
[15] The International Community W3C . Tersedia di : http://www.w3.org
[16] The ActiveState Software Inc. Tersedia di : http://www.activestate.com
[17] The ImageMagick Studio LLC. Tersedia di : http://www.imagemagick.org
Jurnal 3
1) Masin vavai Sugianto,2011,rev.2. Panduan
virtualisasi & cloud computing pada Sistem linux,Bekasi.
2) Puspanda, Hatta., 2011. Optimalisasi Utilisasi
Server Menggunakan Virtualisasi Server. Skripsi, Universitas Sebelas Maret
3) Isa, Sani Muhamad, 2006,Penerapan Konsolidasi
Server Menggunakan Teknologi Virtualisasi, SNATI 2006, Yogyakarta
4) D.H. Brown Associates, Inc. VMware: Tool for
Server Consolidation, http://www.vmware.com/pdf/vmwaredhbrown.pdf (diakses pada tanggal 2 Agustus 2012).
5) Nurhaida, Ida., 2009. Pengukuran Overhead, Linearitas, Isolasi
Kinerja dan Penggunaan Sumber Daya Perangkat Keras pada Server Virtual. Tesis,
Universitas Indonesia
0 komentar:
Post a Comment