Judul
Film
: top secret a.k.a the billionaire
Durasi
Film : 124
menit
Asal
film
: Thailand
Produser
: Nawapol Tumrongrattanarit
Sutradara
: Songyos Sugmakanan
Penulis
: Jira
Maligapool,Boycitychan (Pewawancara)
Penerjemah
: Vanridee Pongsittisak
Pemeran : Pachara Chirathivat (Top Ittipat), Walanlak Kumsuwan (Paman Top),
Somboonsuk Niyomsiri (Lin/Kekasih Top), Thanom Assawarungrueng (Ayah Top), Karnsiree
Kulkaweewut (Ibu Top).
Tahun
Terbit : 20 Oktober
2011
Tempat
Terbit : Thailand
“Seperti
kata orang bahwa kesuksesan hanya akan berpihak pada mereka yang mempunyai
tekad kuat untuk pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan serta mempunyai
kemauan untuk terus berusaha menghadapi kerasnya cobaaan hidup”
SINOPSIS
Top Secret a.k.a The Billionaire adalah film kisah nyata yang
menceritakan tentang seorang anak muda, Top Ittipat yang mempunyai ambisi besar
untuk menjadi seorang pengusaha muda yang sukses. Namun, untuk mewujudkan
cita-citanya itu jalan yang harus dilaluinya sangat tidak mudah.
RESENSI
Ittipat
Kulpongwanich atau lebih dikenal dengan nama Top, Seperti kebanyakan pemuda
seumurannya, Top mengalami kecanduan game online saat dia berumur 16 tahun pada
tahun 2004 disaat masih bersekolah di SMA dan membuatnya menelantarkan
sekolahnya. Bukan satu hal yang baik tentu saja tapi perkenalan dunia bisnis
justru dimulai dari sini. menghasilkan banyak uang dari game tersebut dari
penjualan senjata-senjata digame tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak
hingga bisa beli mobil dan hal-hal yang di inginkan seperti Play Station 2,
Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih penghasilan mencapai 1 juta Baht dan
dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah).
kehidupan top bisa dibilang boros.
Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Disisi lain orang tua Top sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi Top menolak. Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan. Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta.
Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya. Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras hati.
Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli. Disisi lain orang tua Top sedang mengalami masalah finansial dan terlilit hutang sangat banyak namun masih berusaha untuk membiayai biaya Top kuliah tetapi Top menolak. Akhirnya dia bisa kuliah tapi dengan mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan. Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta.
Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya. Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras hati.
"Sesuatu
itu akan datang kepadamu namun sesuatu yang lain akan menjauh darimu"
(ibu Top Ittipat )
Suatu
ketika Top berjalan-jalan kesebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk
menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa
alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, disini keberanian Top terlihat.
Kemudian dia membuka toko kacang di Mall bersama pamannya, disini perjuangan
Top dimulai untuk dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang
kacang dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak. Namun walaupun dia
berhasil membuat kacang yang enak,dagangan tetap tidak laku sehingga membuat
Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku. Suatu ketika
Top berjalan kesebuah pasar tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi
seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis. Sebab lokasi
menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk.
Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya. Dititik ini Top hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top tetap berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan.
Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut goreng dan ia membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabisakan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis.
Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.
Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya. Dititik ini Top hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top tetap berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan.
Setelah itu dia mendapatkan inspirasi untuk membuat rumput laut goreng dan ia membeli beberapa rumput laut namun basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabisakan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis.
Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.
“Apapun
yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah.”
(Top Ittipat)
Top
hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke China tapi
sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari
pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang
ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan
memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Dengan susah payah
semuanya dapat terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya
yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan
begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2
tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil
kembali rumah keluarganya.
Pesan Moral
1.Manusia
dan keadilan
Allah itu maha adil jika seseorang
hambannya benar dan sungguh-sungguh dalam menggapai cita-citanya dan tidak
pernah mengeleuh maka Allah akan mengabulkan apa yang di inginkannya akan
terwujud .
2.Manusia
dan Cinta kasih
Meskipun Top Ittipat mengalami kerugian yang sangat banyak dalam usahannya tetapi
si ibu Top Ittipat tetap mensupport anaknya dalam menggapai cita-citanya .
3.Manusia
dan Tanggung jawab
Top Ittipat mempunyai rasa
pertanggung jawab yang besar demi melunasi hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta
Baht dan rumah mereka disita oleh pihak bank.
4.Manusia dan Harapan
Top Ittipat tak putus asa dalam bisnis yang dia jalani sehingga harus
mencapai kesuksesan yang dia inginkan, dengan harapan yang besar top Ittipat
ingin membantu melunasi hutang-hutang orangtuanya.
0 komentar:
Post a Comment